model administratif adalah pengembangan kurikullum yang beranjak dari kebijakan birokrasi yang paling atas dalam pelaksanaan kurikullum. perlaksanaan ini terkait kepada tingkatan kekuasaanyang melaksanakan evaluasi dan menerapkan sistim baru dengan sistim terintegrasi yang diwujudkan dengan aturan yang mengikat dari tingkat atas kekuasaan hingga pelaksanaannya dilapangan.
2. Model Grass Root
Model Grass Root adalah model pengembangan kurikullum yang independen tanpa campur tangan pemerintahan atau kekuasaan. dalam model ini instansi atau guru dibolehkan berkreasi dengan ide dan kosepnya sendiri untuk memberikan hasil terbaik bagi peserta didik mereka.
3. Sistim Beucamp
Ahli kurikullum Beucamp memberikan tawaran pengembangan kurikullum dengan meilbatkan elemen-elemen berkepentingan yakni, muali sekolah, wilayah loka;, regional hingga nasional. selanjutnya dalam kebijakan ini perlu dilibatkan semua pemangku kurikullum seperti guru dan ahli kurikullum hingga tokoh masyarakat sebagai personil penganalisis dan pelaksana. selanjutnya perlu perumusan dengan manajemen yang teratur melipiti peraencanaan hingga evaluasi.
4. Model Demonstrasi
model ini penuh dengan kebebasan uji coba, salah satu caranya adalah dengan menunjuk guru-guru dari beberapa sekolah yang akan melakukan uji kurikulllum tersebut. walaupun kurikullum ini efektif untuk mendapatkan data-data ilmiah tentang pelaksaan kurikullum yang diuji coba banyak fihak tidak setuju dengan cara ini karena membuat peserta didik terposisikan sebagai objek coba-coba. dalam perkembangannya model ini hanya dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menemukan metode baru yang daianggap signifikan untuk sebuahwacana yang lebih luas karena memiliki kekuatan data yang berasal dari uji coba yang ilmiah.
5. Model Interpersonal Roger
Roger Menawarkan konsep pengembangan kurikullum yang membebaskan peseerta didik membina dirinya dengan pengawasan orang tua dan guru secara komunitas.
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers.
a) Pemilihan target dari sistem pendidikan
b) Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok intensif.
c) Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pengajaran.
d) Partisispasi orang tua dalam kegiatan kelompok
6.. Cara Hilda Taba
sering juga dikenal sebagai kurikullum konvensional yang mengacu pada kesederhanaan memahami susunan kurikullum dimana manajemen konvensional diterapkan yakni planning, organizing, aktuating dan controlling kemudian disudahi dengan evalluation.
1. Menentukan tujuan pendidikan
2. Menseleksi pengalaman belajar
3. Organisasi bahan kurikulum dan legiatan belajar
4. Evaluasi hasil kurikulum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar